Dua gol dari
David Silva dan Jordi Alba, lalu Fernando Torres dan Juan Mata di babak
kedua, membuat Spanyol mewujudkan impiannya menciptakan sejarah dalam
sepakbola dunia, menjadi juara turnamen-turnamen besar tiga kali
berturut-turut.
Pertama Piala Eropa 2008, kemudian Piala Dunia 2010, dan kini Piala Eropa 2012.
Mantan
penyerang Inggris Gary Lineker pernah mengatakan jika bisa mencetak
sejarah baru dalam sepakbola internasional itu, maka Spanyol akan
menjadi salah satu tim terbesar sepanjang masa.
Kunci
kesuksesan Spanyol terletak pada kemampuan Xavi Hernandez dan koleganya
di lapangan tengah dalam mematikan pergerakan pengatur permainan Italia
Andrea Pirlo, dan kawalan ketat barisan pertahanannya terhadap Mario
Balotelli.
Spanyol juga menciptakan sejarah
dengan menang lewat skor 4-0 yang didaulat sebagai rekor kemenangan
terbesar dalam turnamen akbar se-Eropa ini.
Pahlawan
babak pertama bagi La Furia Roja adalah David Silva yang menciptakan
gol di menit 14 dan Jordi Alba pada menit 41, namun perancang kedua gol
itu tak pelak adalah jenderal lapangan tengah Xavi Hernandez.
Sementara pahlawan pada babak kedua adalah Fernando Torres dan Juan Mata.
Babak
kedua dimulai dengan pergantian pemain Italia, Cassano digantikan Di
Natale. Italia harus bermain lebih agresif untuk menggedor pertahanan
Spanyol.
Italia mulai agresif lewat Abate namun
keberuntungan masih berpihak pada Spanyol. Bola Natale melambung ke
atas mistar dan Casillas masih bisa bernafas lega.
Fabregas
dan Silva berduet merepotkan lini pertahanan Italia dan Buffon. Sang
kiper gagal menangkap bola namun Abate segera membuang bola menjauhi
gawang.
Tendangan pojok dari Pique mengenai tangan Bonucci di kotak penalti, namun wasit tidak melihatnya.
Buffon
dan Casillas bergantian menyelamatkan bola seiring bertambah agresifnya
pola permainan. Di menit ke-51 Casillas kembali menjadi tembok tebal
dari tendangan Di Natale.
Motta menggantikan Montolivo pada menit 56 yang diharapkan bisa membawa angin segar bagi Azzurri.
Ambisi Balotelli mencetak angka masih gagal karena arahnya belum akurat.
Pada menit ke-58 Silva diistirahatkan, digantikan oleh Pedro.
Dua
menit kemudian Thiago Motta terlihat kesakitan memegangi pahanya. Dia
tergeletak di lapangan dan segera dibawa keluar oleh tim medis untuk
diperiksa.
Peluang emas untuk Spanyol pada menit 69 gagal dieksekusi.
Suara nyanyian pendukung Spanyol bergemuruh di stadion. Sementara penonton berbaju biru terlihat diam dan muram.
Segerombol
pemain Italia dan Spanyol berkumpul di area kotak penalti Italia. Lini
penyerang Spanyol ngotot ingin menantang Buffon, lini belakang Italia
pun ngotot menghalangi usaha mereka.
Fabregas
pun dikembalikan ke bangku cadangan diringi sorak sorai penuh apresiasi
dari para suporter. Fernando Torres menggantikannya pada menit 75.
Nyaris mencetak gol ketiga pada menit 78, tendangan Pedro melebar dan dia dinyatakan offside.
Sepuluh
menit menjelang pertandingan berakhir, bola didominasi tim matador.
Pemain berseragam biru pun hanya berlari kesana-kemari mengejar La Furia
Roja.
Torres berhasil melesakkan gol ketiga di pojok kiri gawang Buffon pada menit 84.
Juan Mata menggantikan Iniesta dua menit kemudian.
Empat
menit kemudian Tim Matador kembali menggilas Azzurri dengan mencetak
gol keempat lewat Juan Mata yang baru bermain di lapangan selama tiga
menit. Permainan pertama Juan Mata di turnamen ini berbuah manis berkat
umpan cantik dari Torres dan lini belakang Italia yang renggang.
Jejeran pemain Spanyol di bangku cadangan terlihat rileks dan bahagia menantikan peluit kedua berbunyi.
Buffon tidak mau kehilangan muka, dia menyelamatkan tembakan Spanyol di menit terakhir.
Peluit
kedua pun berbunyi. Pemain La Furia Roja segera merangsek ke lapangan,
membentuk lingkaran dan melompat-lompat kegirangan.
Buffon menyalami Casillas. sementara Balotelli sejak awal meninggalkan lapangan dengan gestur 'ngambek'.
Pirlo
dan kawan-kawannya berjalan gontai meninggalkan lapangan, sedangkan
Spanyol gagah perkasa berhasil mempertahankan gelar Piala Eropa dua kali
berturut-turut.
"Spanyol terlalu bagus. Mereka
melewati Italia dengan mudah. Sekali lagi Spanyol gembira menjadi Juara
Eropa. Italia patah hati. Emosi yang bertolak belakang," tulis
ESPN.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar