Menurut Ari Ginandjar dari berdasarkan riset sebuah
lembaga bernama Emotional Quotion Inventory (EQI) membuktikan bahwa IQ hanya
membawa keberhasilan 6 % saja, dan maksimal cuma 20%. Sisanya, jelas EQ.
Tulisan ini bukan membahas soal IQ dan EQ, jadi,
langsung saja berikut 10 orang yang sukses di muka bumi dan tanpa gelar
sarjana. Tulisan ini saya kutip dari Detik Finance.
1.
Bill Gates
Bill Gates merupakan salah satu pendiri Microsoft, Ia
terdaftar sebagai mahasiswa di Harvard pada tahun 1973. Pada tahun pertamanya
di Harvard, Ia belajar tentang bahasa pemrograman dan menciptakan BASIC.
Kemudian Gates memutuskan keluar dari Harvard untuk
fokus mendirikan dan mengembangkan perusahaan bernama Microsoft bersama teman
masa kecilnya, Paul Allen hingga perusahaannya memiliki aset US$ 226,2 miliar.
Aktivitas Gates tidak berhenti di Microsoft saja,
kemudian Ia mendirikan Corbis yaitu salah satu suberdaya informasi visual
terbesar di dunia. Selain itu, Ia juga memperoleh gaji dari posisi direktur di
Berkshire Hathaway, yaitu sebuah perusahaan investasi yang masuk ke berbagai
lini bisnis.
Saat ini Gates duduk sebagai komisaris Microsoft dan
sebagai dewan pembina yang terhadap project yang dikembangkan Microsoft.
2. Steve Jobs
Sebagai anak muda yang tak lulus kuliah, Steve Jobs
telah menunjukkan minatnya terhadap komputer sejak kecil. Ketika usia 12 tahun,
Jobs yang merupakan mantan CEO Apple ini menelpon salah satu pendiri Hewlett
Packard, Bill Hewlett setelah berhasil menemukan nomernya pada sebuah buku
telpon. Ketika Hewlett menjawab, Jobs mengatakan, ” Hallo nama saya Steve Jobs,
Saya berusia 12 tahun dan saya pejalar pada sekolah menegah pertama. Saya ingin
membuat penghitung frekuensi. Saya berharap anda memiliki peralatan yang saya
butuhkan?”
Hewlett kemudian memberikan Jobs peralatan yang
diperlukan dan mengangkat Jobs untuk bekerja pada masa liburan di perusahaanya.
Pada waktu bekerja paruh waktu tersebut, Jobs memiliki sahabat bernama Stephen
Wozniak, yang baru saja keluar dari Universitas California di Barkley.
Kemudian Jobs masuk di Reed College setelah lulus SMA,
namun beberapa waktu kemudian Ia memutuskan untuk keluar. Suatu ketika ia
kembali berhubungan dengan Wozniak dan Wozniak memutuskan keluar dari
pekerjaannya untuk memulai memproduksi komputer di garasi rumah Jobs.
Ada 3 versi yang mengatakan Jobs bersama rekannya
memberi nama Apple. Cerita yang paling santer terdengar ketika Jobs menghabiskan
masa liburannya di kebun apel dan ia menyukai buah tersebut. Gigitan pada sisi
lambang Apple berarti Apple menjadi pemain dalam dunia komputer “byte.”
Pada buku biografinya, Jobs mengatakan kekayaannya
pada saat usia 23 tahun lebih dari US$ 1 juta, lalu pada usia 24 tahun mencapai
US$ 10 juta, dan usia 25 tahun mencapai US$ 100 juta. Apple merupakan
perusahaan yang didirikan dari sebuah garasi rumah kemudian berubah menjadi
perusahaan beraset US$ 362,4 miliar dan beroperasi di seluruh dunia, semua ini
berkat dua anak muda yang keluar dari perguruan tinggi.
3. Mark Zuckerberg
Meskipun Facebook didirikan bukan untuk tujuan bisnis,
namun kita tidak bisa mengesampingkan orang sukses ini masuk ke dalam daftar
CEO tak lulus bangku kuliah. Mark Zuckerberg, pendiri dan CEO Facebook telah
memiliki minat yang tinggi terhadap bidang komputer sejak masih muda. Waktu
anak-anak, ia mampu menciptakan peralatan komunikasi dan games dari kamar
tidurnya. Saat duduk di SMA, Ia mampu menciptakan program MP3 yang kemudian membuat
ia memperoleh tawaran bekerja dari AOL dan Microsoft namun ia tolak.
Setelah diterima di Universitas Harvard, kemudian
disana Zuckerberg berhasil membuat program bernama Facemash yaitu program yang
bisa menampilkan gambar mahasiswa dan boleh mengijinkan rekannya untuk memilih
foto teman-teman mereka yang paling atraktif.
Kemudian, bakat yang dimiliki Zuckerberg menyebar ke
mana-mana dan rekannya di Harvard yaitu Cameron dan Tyler Winklevoss mengajak
Zuckerberg untuk bekerja dan membuat sebuah situs jejaring sosial yang diberi
nama Harvard Connection. Namun Zuckerberg memutuskan untuk keluar dan kemudian
memulai mendirikan situs jejaring sosial lainnya yang bernama TheFacebook.com
Zuckerberg berhenti berkuliah di Harvard dan fokus
mengembangkan Facebook hingga perusahaanya bernilai US$ 100 miliar.
4.
Paul Allen
Paul Allen merupakan salah satu pendiri Microsoft
bersama dengan Bill gates hingga perusahaan tersebut memiliki aset US$ 226,2
miliar. Ia merupakan teman masa kecil Gates dan juga salah satu CEO yang tidak
mengenyang bangku kuliah.
Berdasarkan pengakuan Allen dalam “Idea Man,” Allen
terinspirasi menulis bahasa pemrograman ketika melihat “the Altair 8800
computer” pada sebuah cover majalah komputer terkenal. Allen mengenal Gates dan
mereka berdua memiliki kemampuan untuk merancang bahasa program untuk Altair.
Keduanya akhirnya berhasil mengantarkan kita memasuki sebuah era teknologi
terbaru.
Saat ini, Allen memiliki surat berharga yang mencapai
ratusan miliar dolar yang diantaranya ada saham perusahaan teknologi dan media
serta perusahaan properti di Seattle. Allen juga memiliki tim sepakbola bernama
Seattle Seahawks, tim basket bernama Portland Trail Blazers serta menjadi salah
satu pemilik untuk klub sepak bola Seattle Sounders Football Club.
Allen juga telah menyumbangkan lebih dari US$ 1 miliar
untuk kegiatan amal dan Ia berencana meninggalkan aktifitas bisnisnya untuk
terjun ke dunia amal.
Bukan hanya Mark Zuckerberg dan Dustin Moskovtoz,
Mahasiswa yang tak lulus kuliah dan menjadi pendiri perusahaan besar yangmasuk
dan keluar tanpa menyandang gelar sarjana dari Universitas Harvard. Namun ada
juga yang lain. Siapa dia?
5.
Alfred Taubman
Alfred Taubman merupakan pendiri dan mantan CEO
Taubman Center yaitu sebuah perusahaan properti yang saat ini memiliki aset US$
3,3 miliar. Taubman memulai karirnya pada usia 11 tahun di sebuah pusat
perbelanjaan kemudian Ia bekerja sambil bersekolah hingga SMA.
Setelah lulus SMA, Taubman masuk ke Universitas
Michigan namun kurang dari setahun, Ia dipanggil untuk mengikuti wajib Militer
ketika perang dunia II terjadi. Setelah usai mengabdi di militer, Taubman
kembali melanjutkan kuliahnya di Universitas Michigan untuk belajar arsitektur
dan seni.
Seiring berjalannya waktu, kemudian Ia mengusulkan
untuk pindah mengambil kuliah malam. Bukannya menyelesaikan kuliah dan menerima
gelar sarjana, Taubman malah melihat peluang pada bisnis properti atau real
estate.
Menurut bukunya yang berjudul “Treshold Resistance”
Taubman melihat pertumbuhan yang tinggi dari kelas menengah di Amerika Serikat
pasca perang dunia II, kemudian Ia memutuskan untuk mendirikan perusahaan
properti bernama Taubman Center.
Hingga berjalan 50 tahun, Taubman kemudian melanjutkan
ekspansi usahanya menjadi perusahaan publik pada tahun 1992. Saat ini CEO dari
Taubman Center adalah putra tertua Taubman yaitu Robert Taubman. Untungnya
Robert berhasil lulus dari perguruan tinggi dan tidak mengikuti jejak ayahnya.
6.
Richard Schultz
Richard Schultz merupakan pendiri dan mantan CEO Best
Buy yaitu perusahaan perlengkapan musik yang saat ini memiliki aset US$ 10,1
miliar. Schultz memulai karirnya sebagai pengantar koran pada usia 11 tahun dan
menjalankan pekerjaanya hingga lulus SMA. Kemudian setelah lulus, Schultz
berkeinginan melanjutkan kuliah di Universitas St. Thomas namun keinginan
tersebut harus kandas karena Ia harus mengikuti program wajib militer.
Usai mengikuti program wajib militer, Ia membantu
ayahnya menjual peralatan elektronik. Beberapa tahun kemudian, Ia mendirikan
sebuah perusahaan bernama The Sound of Music yaitu perusahaan yang menjual
perlengkapan audio, kaset dan instrumen musik.
Pada tahun 1980-an, Schultz menyadari perusahaannya
yang kecil tidak akan cukup kuat untuk bisa bertahan menghadapi persaingan,
kemudian Ia mengganti nama perusahaannya menjadi Best Buy dan memperbanyak
jenik produk yang dijual. Ia merasa konsumennya akan merasa senang jika bisa
menemukan semua produk yang dicari pada rak-rak yang ada di toko daripada
menaruhnya pada gudang. Taknik tersebut ternyata berhasil menciptakan
pengalaman baru untuk berbelanja.
Kemudian setelah usahanya berhasil, Ia melepas
posisinya sebagai CEO namun tetap duduk sebagai seorang Komisaris. Schultz
memang tidak sempat mengenyam bangku kuliah di Universitas St. Thomas namun Ia
memperoleh penghargaan Doktor bidang hukum.
7.
Ralph Lauren
Ralph Lauren merupakan CEO Polo Ralph Lauren, Ia
mendirikan usahaya pada tahun 1967 yang hanya melayani perlengkapan fashion
untuk pria dan kemudian berkembang menjadi perusahaan fashion kelas dunia dan
memiliki aset US$ 11,9 miliar. Keberhasilan mode fashion milik lauren karena
produknya unik dengan mode style klasik yang berbeda dengan mode fashion umum
pada setiap waktu.
Berdasarkan situs Ralp lauren, Luren berkata, “Saya
tidak pernah mengenyam pendidikan fashion, saya hanya anak muda yang menyukai
berbagai style. Saya tidak pernah membayangkan jika Polo akan menjadi pemain
fashion terkemuka di dunia. Saya hanya mengikuti insting dalam menjalankan
bisnis,”
Hanya berbekal ijazah SMA, Lauren mengikuti instingnya
untuk menjalan bisnis fashion. Keputusannya tidak masuk bangku kuliah dan fokus
menjalankan bisnis fashion membuat Polo menjadi salah satu pemain fashion
terkemuka di dunia. Dari mendirikan sebuah butik fashion untuk pria di pusat
perbelanjaan Bloomingdale di 1969, Lauren kemudian membangun kerajaan bisnisnya
hingga berkembang yang melayani fashion untuk wanita dan anak-anak, parfum dan
furnising untuk rumah tangga.
8. Richard Branson
Richard Branson sama sekali tak menyentuh bangku
kuliah, bahkan CEO Virgin Grup ini tidak lulus SMA namun bisa membuat Virgin
Grup hingga memiliki aset US$ 18 miliar. Branson saat ini masih menduduki
posisi CEO Virgin Grup, Ia keluar SMA pada usia 16 tahun kemudian membuat
majalan pelajar. Empat tahun kemudian, Branson mendirikan Virgin Grup yang
menjual perlengkapan surat menyurat. Usaha Branson tidak berhenti di situ,
kemudian Ia membuka toko rekaman pertamanya di London dan dua tahun kemudian.
Ia mendirikan sebuah studio rekaman pertamanya. Pada
tahun 1977, Branson berani mensponsori sebuah grup musik besar yaitu Sex Pistol
dan dilanjutkan dengan mensponsori Rolling Stones dan Culture Club. Pada tahun
1984, Branson mengembangkan Virgin Atlancti dan kemudian merek usaha ini
berkembang begitu pesat. Saat ini Virgin Grup memiliki beberbagai unit bisnis
seperti layanan penyedia jasa telepon seluler, broadband, TV, radio, keuangan,
kesehatan, wisata, dan perjalanan.
9. Micky Arison
Mickey Arison bukannya memilih untuk masuk bangku
kuliah, ia lebih memilih untuk bekerja di sebuah perusahaan kapal pesiar
Carnival hingga menduduki posisi tertinggi dan membuat aset Carnival mencapai
US$ 19,6 miliar. Arison merupakan CEO Carnival, ia mengawali karirinya di
divisi penjualan dan kemudian dipromosikan menjadi manajer reservasi pada
Carnival di tahun 1974.
Karirnya terus naik, Ia kemudian ditunjuk menjadi Vice
President lalu lintas penumpang dan tiga tahun kemudian Ia menjadi President
lalu lintas penumpang di Carnival. Selain itu Arison juga berperan dalam
membantu Carnival untuk mengakuisisi Holand America Line, Windstar Cruises, dan
Westours sehingga membuat carnival menjadi salah satu pemain utama dalam
industri kapal pesiar.
Pada tahun 1987, ia ditunjuk menjadi dewan komisaris
dan kemudian pada tahun 2003, Ia berhasil menduduki posisi tertinggi di
Carnival sebagai CEO. Arison berhasil menujukkan jika semua orang bisa menjadi
sukses dari posisi paling bawah hingga menjadi CEO tanpa harus menyandang gelar
sarjana.
10. Michael Dell
Sebagian besar remaja usia 19 tahun di Amerika Serikat
menghabiskan ribuan dolar hanya untuk berlibur di musim semi atau membeli
sebuah mobil baru namun Michael Dell hanya mengeluarkan US$ 1.000 untuk
mendirikan perusahaan Dell.
Pendiri dan CEO Dell mengembangkan usahnya dengan
berdasar pada sebuah ide “Teknologi merupakan bagaimana memanfaatkan kemampuan
manusia.” Pada tahun 1992, Ia menjadi pria termuda yang masuk rangking majalah
Fortune dalam daftar “Fortune 500.”
Karyawannya juga berkembang hanya dalam waktu 8 tahun,
dari hanya satu keryawan menjadi 100.000 karyawan dan memiliki aset US$ 30
miliar. Saat ini Dell menyediakan layanan teknologi informasi untuk perusahaan
global, pemerintahan, penyedia layanan kesehatan, UKM, lembaga pendidikan, dan
organisasi kemanusian dunia.
Dell bukan hanya sekedar perusahaan bisnis semata.
Dell pada tahun 1998 mendirikan MSD Capital dan setahun kemudian diubah menjadi
Michael dan Susan Dell Foundation yaitu sebuah organisasi amal yang peduli
terhadap isu-isu global.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar