Rabu, 19 Juni 2013 merupakan hari dimana
pelaksanaan technical meeting dilaksanakan, ada 15 peserta yang mengikuti
technical meeting tersebut dari total peserta sebanyak 16. Technical meeting
ini terlaksana mulai pukul 16.00 wita sampai dengan 18.00 wita yang bertempat
di Gedung Pertemuan Kab.Sinjai.
Senin, 29 Juli 2013
Feskeda Se-Indonesia Timur
Selasa, 04 Juni 2013
Human Trafficking
Human
trafficking atau perdagangan orang dalam sejarah indonesia pernah ada melalui
perbudakan atau penghambaan. Pada masa kerajaan perdagangan orang yaitu
perempuan pada saat itu merupakan bagian pelengkap dari sistem pemerintahan
yang feodal. Pada masa itu konsep kekuasaan raja digambarkan sebagai kekuasaan
yang mulia dan agung.
Perdagangan
orang yang mayoritas adalah perempuan dan anak, merupakan jenis perbudakan pada
era modern. Ini merupakan dampak krisis dimensional yang di alami Indonesia.
Pada saat sekarang ini sudah dinyatakan sebagai masalah global yang serius dan
bahkan telah menjadi bisnis global yang telah memberikan keuntungan besar
terhadap pelaku. Dari waktu ke waktu praktik perdagangan orang semakin menunjukan
kualitas dan kuantitasnya. Setiap tahun diperkirakan 2 (dua) juta orang dipedagangkan
dan sebagian besarnya adalah perempuan dan anak.
Di sisi lain,
hal ini terjadi karena kemiskinan struktural seperti tidak mampunyai keluarga
untuk mengikuti kenaikan harga bahan pokok memaksa mereka mengirim anggota
keluarganya untuk bekerja. Mekanisme yang belum efektif untuk melindungi
perempuan dan anak yang dieksploitasi tersebut memungkinkan adanya perdagangan
orang. Bentuk bentuk eksploitasi itu sendiri diantara dengan memperlakukan
korban untuk bekerja yang mengarah pada praktik praktikeksploitasi seksual,
perbudakan, perbuatan transplantasi organ tubuh untuk tujuan komersil sampai
penjualan bayi.
Sejak awal Indonesia telah
mengkriminalisasikan perdagangan orang yang diatur dalam pasal 297 KUHP. Akan
tetapi, karena perdagangan orang sudah berkembag menjadi kejahatan
transnasional yang terorganisir, maka diperlukan adanya pembaharuan komitmen
untuk memerangi perdagangan orang atau human trafficking ini.
Kamis, 16 Mei 2013
Festival Kesenian Daerah Se-Indonesia Timur

Namun
ini pula yang menjadi kendala besar masyara- kat pendukung tradisi dan kebudayaan
ini karena keti- daksiapannya menerima perubahan zaman yang begitu signifikan hingga menghilangkan simbol-lokalitas sebagai orang Indonesia khususnya Indonesia Timur sendiri.
Gambaran realitas disadari atau tidak disadari telah menyebar seperti virus
dalam pemikiran masyarakat kita, dan simbol identitas sebagai ciri khas warisan
nenek moyang yang secara turun-temurun menjadi kebanggaan orang Indonesia akan tinggal menjadi
sejarah
Oleh
karena itu, Ikatan Keluarga Mahasiswa Sinjai Universitas Hasanuddin berusaha
untuk membingkai keberagaman Budaya, Etnis, lewat kreativitas dalam merangkai
Bahasa Daerah dan Budaya yang kami tuangkan dalam acara “Festival Kesenian Daerah Budaya Indonesia
Timur”.
Dan semoga dapat merangsang pemikiran tentang keindahan Budaya Daerah
Tradisonal Nusantara khususnya di wilayah Indonesia Timur. Jadwal Lomba 19 juni-23 juni 2013.BENTUK KEGIATAN
Bentuk kegiatan
dalam Festival Kesenian Daerah Se-Indonesia Timur ini
harus sesuai dengan konteks (bentuk) bahasa yang dipakai dalam sistem
komunikasi di setiap suku/ etnis yang ada di Indonesia
Timur.
Adapun kegiatan yang akan diadakan nantinya adalah :
1.
Lomba Tari Kreasi Tradisional se-
Indonesia Timur
2.
Lomba Karnaval
3.
Bakti Sosial (penanaman pohon
Bakau)
4.
Seminar kebudayaan,
5.
Donor Darah
Lomba Tari
Juara 1 trofi + uang pembinaan 5 juta rupiah
Juara 2 trofi + uang pembinaan 4 juta rupiah
Juara 3 trofi + uang pembinaan 3 juta rupiah
Lomba karnaval
Juara 1 Trofi + uang pembinaan 3 juta rupiah
Juara 2 Trofi + uang pembinaan 2 Juta Rupiah
Juara 3 Trofi + uang pembinaan 1 juta rupiah
Lomba Tari
Juara 1 trofi + uang pembinaan 5 juta rupiah
Juara 2 trofi + uang pembinaan 4 juta rupiah
Juara 3 trofi + uang pembinaan 3 juta rupiah
Lomba karnaval
Juara 1 Trofi + uang pembinaan 3 juta rupiah
Juara 2 Trofi + uang pembinaan 2 Juta Rupiah
Juara 3 Trofi + uang pembinaan 1 juta rupiah
Pendaftaran dari 6 mei Hingga 16 juni 2013.. Untuk Informasi lebih lanjut Hubungi 085397503203 (budi Setiawan) |
Rabu, 01 Mei 2013
Sejarah Hari Pendidikan

Pahlawan
tidak selalu identik dengan mengangkat senjata dan berperang meski
sebagian besar penafsiran menyatakan bahwa pahlawan adalah orang yang
berjasa membela negara melalui medan perang. Namun sesungguhnya siapa
saja yang telah berjasa membawa bangsa ini menuju kemajuan baik dibidang
sosial, budaya, teknologi, kesehatan, pendidikan dan lain-lain yang
kesemuanya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia
maka patut kiranya kita beri julukan sebagai pahlawan.
Salah seorang yang berjasa memajukan pendidikan di Indonesia adalah Ki Hajar Dewantara. Ia lahir di Yogyakarta pada 2
Mei 1889 dan diberi nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat yang berasal dari keluarga di lingkungan kraton Yogyakarta.
Saat
usianya genap 40 tahun ia berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara.
Sejak saat itu Ki Hajar Dewantara tak lagi menggunakan gelar
kebangsawanan Raden Mas di depan namanya, hal ini bertujuan agar ia bisa
bebas dekat dengan kehidupan rakyat tanpa dibatasi oleh ningrat dan
darah biru kehidupan keraton.
Ki
Hadjar Dewantara menamatkan Sekolah Dasar di ELS
(Sekolah Dasar Belanda), kemudian melanjutkan ke STOVIA (Sekolah Dokter
Bumiputera) namun karena sakit ia tidak sampai tamat. Ia kemudian
menjadi wartawan di beberapa surat kabar diantaranya
Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda,
Tjahaja Timoer dan Poesara. Tulisan-tulisan Ki Hadjar Dewantara pada
surat kabar tersebut sangat komunikatif dan tajam sehingga
mampu membangkitkan semangat patriotik dan antikolonial bagi rakyat
Indonesia saat itu.
Di usia yang masih terbilang muda disamping kesibukannya sebagai
seorang wartawan Ki Hadjar Dewantara juga aktif
dalam organisasi sosial dan politik. Ia aktif melakukan propaganda pada
organisasi Boedi Oetomo tahun 1908 untuk mensosialisasikan serta
menggugah betapa pentingnya persatuan dan kesatuan berbangsa dan
bernegara kepada masyarakat Indonesia. Pada 25 Desember 1912 bersama
Douwes Dekker (Dr.
Danudirdja Setyabudhi) dan dr. Cipto Mangoenkoesoemo mendirikan Indische
Partij (partai politik pertama yang
beraliran nasionalisme Indonesia) yang bertujuan
mencapai kemerdekaan Indonesia.
Kamis, 04 April 2013
My Idea
Kedaulatan
rakyat (popular sovereignty) dimaksudkan
kekuasaan rakyat sebagai tandingan atau imbangan terhadap kekuasaan penguasa
tunggal atau yang berkuasa. Dalam kedaulatan rakyat, Negara diciptakan karena
suatu perjanjian kemasyarakatan antara rakyat. Tujuannya adalah melindungi hak
milik, hidup, dan kebebasan, baik terhadap bahaya-bahaya dari dalam maupun
bahaya-bahaya dari luar.
Dalam rangka
negara memberikan jaminan kepada rakyatnya, maka rakyat memberikan kekuasaannya
kepada Negara. Untuk mewujudkan kedaulatan rakyat, maka orang yang memegang
kekuasaan Negara tidak boleh melakukan kesewenang-wenangan, apalagi hal
tersebut merugikan sebagian besar rakyat dalam negara tersebut. Di Indonesia
dalam realitas yang ada, trias politica dan
checks and balance system belum
mencerminkan kedaulatan rakyat. Hak-hak yang harus dimiliki, sampai saat ini
belum dirasakan oleh masyarakat. Salah satu contoh adalah belum adanya
kesejahteraan yang disebabkan oleh adanya tindak pidana korupsi. Untuk
mengembalikan dan mewujudkan kedaulatan rakyat dengan adanya pemerintahan yang
bersih dan bebas dari tindak pidana korupsi, maka semua pihak sangat dibutuhkan
peranannya, baik dari pihak birokrasi maupun masyarakat itu sendiri.
Tujuan penulisan
ini adalah Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kekinian dan solus
yang pernah diterapkan dan untuk mengetahui solusi yang baik dalam memberantas
tindak pidana korupsi di Indonesia. Manfaat dari penulisan ini adalah untuk
memberikan masukan/
sumbangan pemikiran bagi para pihak yang terlibat di dalam pemberantasan
tindak pidana korupsi dan memberikan masukan dan sumbangan pemikiran bagi ilmu
hukum terkhusus dalam bidang hukum, terkait upaya
pemberantasan tindak pidana korupsi.
Hasil penulisan ini menunjukkan, metode untuk
memberantas korupsi diperlukan langkah-langkah strategis, itulah yang menurut penulis
dengan ide MONAS ANAS, yang mana gagasan ini berupa, moratorium pejabat terduga
kasus korupsi, peningkatan Nasionalisme, Alokasi dana yang transparan, dan
adanya Auxiliary state Organ sebagai
lembaga yang menjalankan prinsip checks
and balances system secara vertikal.
Sabtu, 16 Maret 2013
GERMATIK Seminar Anti Narkoba
Bertempat di Ruang Moot Court Dr. Harifin A. Tumpa
Fakultas Hukum Unhas, Gerakan Mahasiswa Anti Narkoba (Germatik)
bekerjasama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Unhas (BEM
FH-UH), serta Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Selatan (BNNP
Sul-Sel) mengadakan kegiatan Seminar Anti Narkoba
dengan tema “Mengawali
Langkah Pemberantasan Penyalahgunaan Narkoba di Lingkungan Kampus,”
Senin, (11/3). Seminar ini merupakan salah satu rangkaian acara
memperingati Dies Natalis ke 61 Fakultas Hukum Unhas.
Hadir sebagai pembicara pada seminar ini Drs. Richard M. Nainggolan, M.M., M.B.A., selaku Kepala BNNP Sulsel, dan Kombes. Pol. Drs. Bambang Sukardi, S.H..M.Si., dari Direktorat Reserse Narkoba Polda Sulsel. Seminar ini dihadiri langsung oleh Dekan Fakultas Hukum Unhas serta Ismail, salah seorang mantan pengguna dan pengedar Narkotika jenis putaw ini sangat diapresiasi mahasiswa. Hal ini terbukti dengan semakin bertambahnya mahasiswa yang mengikuti dari awal sampai akhir seminar.
Sepanjang seminar berlangsung, kedua pembicara terus menekankan mengenai pentingnya menghindari narkoba mengingat bahaya yang ditimbulkan sangat beragam dan berakibat fatal yaitu kematian. Menurut Kombes Polisi Drs. Bambang, tingkat penyalahgunaan Narkoba di Sulawesi Selatan terus meningkat dari tahun ke tahun, dengan pengguna tidak hanya dari kalangan pekerja atau mahasiswa tapi juga dari kalangan Sekolah Dasar. Di akhir seminar Kepala BNNP Sulsel berharap agar apa yang disampaikan oleh pembicara serta pengalaman hidup Ismail, dapat dijadikan hal positif dan motivasi bagi generasi muda, khususnya mahasiswa Fakultas Hukum Unhas
TRIBNUN-TIMUR.COM--
Langganan:
Postingan (Atom)