WELCOME TO MY BLOG... :))) BUTUH PERJUANGAN DALAM MENGARUNGI HIDUP, BUAT YANG TERBAIK DALAM HIDUPMU.....

Rabu, 04 Juli 2012

King Of Europe

Dua gol dari David Silva dan Jordi Alba, lalu Fernando Torres dan Juan Mata di babak kedua, membuat Spanyol mewujudkan impiannya menciptakan sejarah dalam sepakbola dunia, menjadi juara turnamen-turnamen besar tiga kali berturut-turut.

Pertama Piala Eropa 2008, kemudian Piala Dunia 2010, dan kini Piala Eropa 2012.

Mantan penyerang Inggris Gary Lineker pernah mengatakan jika bisa mencetak sejarah baru dalam sepakbola internasional itu, maka Spanyol akan menjadi salah satu tim terbesar sepanjang masa.

Kunci kesuksesan Spanyol terletak pada kemampuan Xavi Hernandez dan koleganya di lapangan tengah dalam mematikan pergerakan pengatur permainan Italia Andrea Pirlo, dan kawalan ketat barisan pertahanannya terhadap Mario Balotelli.

Spanyol juga menciptakan sejarah dengan menang lewat skor 4-0 yang didaulat sebagai rekor kemenangan terbesar dalam turnamen akbar se-Eropa ini.

Pahlawan babak pertama bagi La Furia Roja adalah David Silva  yang menciptakan gol di menit 14 dan Jordi Alba  pada menit 41, namun perancang kedua gol itu tak pelak adalah jenderal lapangan tengah Xavi Hernandez.
 

Sementara pahlawan pada babak kedua adalah Fernando Torres dan Juan Mata. 

Babak kedua dimulai dengan pergantian pemain Italia, Cassano digantikan Di Natale. Italia harus bermain lebih agresif untuk menggedor pertahanan Spanyol.

Italia mulai agresif lewat Abate namun keberuntungan masih berpihak pada Spanyol. Bola Natale melambung ke atas mistar dan Casillas masih bisa bernafas lega.

Fabregas dan Silva berduet merepotkan lini pertahanan Italia dan Buffon. Sang kiper gagal menangkap bola namun Abate segera membuang bola menjauhi gawang.

Tendangan pojok dari Pique mengenai tangan Bonucci di kotak penalti, namun wasit tidak melihatnya.

Buffon dan Casillas bergantian menyelamatkan bola seiring bertambah agresifnya pola permainan. Di menit ke-51 Casillas kembali menjadi tembok tebal dari tendangan Di Natale.

Motta menggantikan Montolivo pada menit 56 yang diharapkan bisa membawa angin segar bagi Azzurri.

Ambisi Balotelli mencetak angka masih gagal karena arahnya belum akurat. 

Pada menit ke-58 Silva diistirahatkan, digantikan oleh Pedro. 

Dua menit kemudian Thiago Motta terlihat kesakitan memegangi pahanya. Dia tergeletak di lapangan dan segera dibawa keluar oleh tim medis untuk diperiksa. 

Peluang emas untuk Spanyol pada menit 69 gagal dieksekusi.

Suara nyanyian pendukung Spanyol bergemuruh di stadion. Sementara penonton berbaju biru terlihat diam dan muram.

Segerombol pemain Italia dan Spanyol berkumpul di area kotak penalti Italia. Lini penyerang Spanyol ngotot ingin menantang Buffon, lini belakang Italia pun ngotot menghalangi usaha mereka.

Fabregas pun dikembalikan ke bangku cadangan diringi sorak sorai penuh apresiasi dari para suporter. Fernando Torres menggantikannya pada menit 75. 

Nyaris mencetak gol ketiga pada menit 78, tendangan Pedro melebar dan dia dinyatakan offside.

Sepuluh menit menjelang pertandingan berakhir, bola didominasi tim matador. Pemain berseragam biru pun hanya berlari kesana-kemari mengejar La Furia Roja.

Torres berhasil melesakkan gol ketiga di pojok kiri gawang Buffon pada menit 84.  

Juan Mata menggantikan Iniesta dua menit kemudian. 

Empat menit kemudian Tim Matador kembali menggilas Azzurri dengan mencetak gol keempat lewat Juan Mata yang baru bermain di lapangan selama tiga menit. Permainan pertama Juan Mata di turnamen ini berbuah manis berkat umpan cantik dari Torres dan lini belakang Italia yang renggang.

Jejeran pemain Spanyol di bangku cadangan terlihat rileks dan bahagia menantikan peluit kedua berbunyi.

Buffon tidak mau kehilangan muka, dia menyelamatkan tembakan Spanyol di menit terakhir.

Peluit kedua pun berbunyi. Pemain La Furia Roja segera merangsek ke lapangan, membentuk lingkaran dan melompat-lompat kegirangan. 

Buffon menyalami Casillas. sementara Balotelli sejak awal meninggalkan lapangan dengan gestur 'ngambek'.

Pirlo dan kawan-kawannya berjalan gontai meninggalkan lapangan, sedangkan Spanyol gagah perkasa berhasil mempertahankan gelar Piala Eropa dua kali berturut-turut.

"Spanyol terlalu bagus. Mereka melewati Italia dengan mudah. Sekali lagi Spanyol gembira menjadi Juara Eropa. Italia patah hati. Emosi yang bertolak belakang," tulis ESPN.com.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar